Sunday, August 24, 2008

Asyiiik....

Olah raga memang menyenangkan, apalagi bisa bareng dengan keluarga, terutama Kahfi yang dari kemaren-kemaren pingin main bola bareng Abbi.

Pagi itu hari Ahad, melihat saya sedang siap-siap olah raga, dengan semangat Kahfi mengajak main bola di lapang, meski awalnya saya berencana hanya joging diluar rumah, yaa demi sang anak laki-laki satu-satunya ini, akhirnya saya putuskan untuk pergi bersamanya ke lapang.

Subhanallah...
Hati riang terpancar di wajahnya, gol demi gol pun tercipta oleh tendangannya, hingga akhirnya tak terasa keringat pun bercucuran...

Abbi... udahan yuk...
Katanya, sambil membawa bola yang sudah penuh dengan tanah lapang.

Abbi... boleh gak bolanya dicuci, o iya sambil nyuci bola, boleh gak Aa(panggilannya) nyuci sepatu juga?
Tanyanya, serius.
Boleh..., kataku.
Asyiiiik.....


Alhamdulillaah...
Olah raga memang menyenangkan, apalagi bisa sambil menyenangkan buah hatiku.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kebahagian, kekuatan dan kesehatan kepada keluarga hamba-Mu ini, Amiin.

Wednesday, August 20, 2008

Anak Saya Bisa Ikut Besok...


Hari Selasa 19 Agustus 2008, di Unpad adalah hari yang special untuk mahasiswa baru, karena hari itu mereka hadir dan diterima oleh senat guru besar Universitas Padjadjaran.

Wajah baru yang berseri-seri, seakan-akan mereka tak percaya berada di sebuah universitas besar di kota Bandung, dengan student body lebih kurang 30.000 orang.

Saya pun yang berada ditengah-tengah mereka dapat merasakan aura yang muncul dari wajah-wajah mereka, walaupun ada sedikit ketakutan dalam diri mereka atas sikap para senior nya yang sudah pasang kuda-kuda siap menerkam mereka.

Di tengah hiruk-pikuk penyambutan mahasiswa baru, nampak seorang bapak setengah baya, hilir mudik membawa map dan seorang gadis belia yang selalu menyertainya di belakang.

Tak lama kemudian mereka keluar dari ruang kemahasiswaan dan bertanya pada salah seorang pegawai Unpad, apakah anak saya bisa ikut besok dalam acara opspek? Maaf saya baru bisa mengurusi administrasi anak saya sekarang, karena uangnya baru bisa saya dapatkan sekarang,

...................................

Beberapa jam kemudian, kebetulan saya bertemu dengan Kepala Urusan Akademik (pak kaur), saya bertanya kepada beliau tentang kejadian tadi.

Saya pun kaget saat mendengar cerita demi cerita yang disampaikan oleh pak kaur. Karena ternyata Unpad dengan nama besarnya telah mematok sekian-sekian juta rupiah untuk siapa saja yang akan masuk menjadi mahasiswa Unpad.

Ada cerita tentang seorang ibu penjual nasi kuning dipinggir jalan yang nangis-nangis ingin agar anak perempuannya menjadi mahasiswa Unpad, saat ditanya ibu punya dana berapa, dengan polos sang ibu menjawab hanya tiga ratus ribu rupiah, itupun untuk modal nasi kuning beberapa hari nanti.

Ada juga cerita tentang sang kakek yang menginginkan cucunya menjadi mahasiswa Unpad, hingga akhirnya marah-marah karena ia ditolak saat meminta penangguhan bayaran uang pembangunan.

Ada juga cerita tentang sang ayah seorang pegawai negeri yang harus pinjam sana sini hingga akhirnya menyekolahkan ijazah sang anak (dijadikan agunan) pada sebuah bank, guna mendapatkan pinjaman, agar anaknya menjadi mahasiswa Unpad.

Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....

MasyaAllaah...
begitu mahalnya biaya sekolah,
begitu mahalnya biaya mendapatkan gelar,

Begitu murahnya biaya penyelenggaraan pilkada ...
walau mesti diselenggarakan tiga hari sekali, tapi tetap dapat dilakukan... karena MURAH

Na'udzubillaah... tsumma na'udzubillaah.

Monday, August 18, 2008

Dia adalah Anak yang Shaleh...

Pagi itu, rasa dingin menjadi agak hangat, saat pulang shalat subuh dari masjid dan ngobrol bareng seorang Bapak.
Obrolan-obrolan ringan pun mengalir, hingga sang Bapak menceritakan tentang anaknya yang meninggal saat latihan di Akabri. Dengan penuh bangga sang Bapak menceritakan keshalehan anaknya, anak yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan shalat dan mempunyai akhlaq yang mulia, hingga akhirnya saat almarhum anaknya meninggal, diakhir hayatnya almarhum anaknya mengucapkan ... laa ilaaha illallaah, muhammad rasulullaah ...

Yaa Allah... apakah almarhum Bapak saya akan bangga dengan prilaku saya saat ini ...

Astaghfirullaah, astaghfirullaah, astaghfirullaahal adziim...

Yaa Rabb..., ampunilah hamba-Mu yang penuh noda dan dosa ini..., jadikan lah hamba orang yang dibanggakan oleh orang tua hamba karena keshalehan dan ketaatan kepada semua syari'at-Mu..., amin.

Gak kompak kamu mah...

Arsilaaaaa...
Arsilaaaaa...
tek tek tek
Arsilaaaaa....

Saya: Teh, temen-temen Teteh pada nyamper Arsila (anak tetangga)?
Salma: Iyaah, temen-temen pada mau latihan nari...
Saya: Kok Teteh gak disamper?
Salma: Gak ah....
Saya: Kok gak ah, kemarin kan latihan nari tujuhbelas agustusan, kok sekarang nggak?
Salma: ehmmm, gini, kemaren waktu latihan, temen-temen pada gak mau latihan sama Teteh, katanya, gak kompak kamu mah...
Saya: Gak kompak gimana?
Salma: Iya, karena katanya kalo nanti nari mesti dirias rambutnya, jadi Teteh harus lepas kerudung Teteh, Teteh gak mau, jadi bilang sama temen-temen Teteh gak mau nari lagi...
Saya: Ohh jadi gitu....

Subhanallaah ....,
Ya Allah ya Rabbana, tolonglah hamba-Mu dan keluarga hamba khususnya anak-anak hamba, kuatkanlah kami untuk senantiasa menjalankan syari'at-Mu, Amiiin.

Saturday, August 09, 2008

Ganti Sopir Yu....


Hari ini adalah hari minggu yang bersejarah bagi warga kota Bandung, karena hari ini digelar Pemilihan Walikota secara langsung pertama di sepanjang sejarah kota Bandung. Ada tiga pasang calon pasangan walikota, yang mana yang dipilih ... ehmmm

Berkenaan pertanyaan di atas, saya pernah menanyakan kepada seorang Kyai,

Saya: Pa Kyai, pilwalkot nanti, akan pilih siapa?
Kyai: Saya akan pilih yang memperjuangkan apa yang diperjuangkan Rasulullah SAW...

Saya: Jadi siapa kira-kira....
Kyai: Begini De (panggilan akrabnya kepada saya), jika saya pergi ke suatu toko, untuk mencari satu barang, tapi setelah dicari-cari ternyata tidak saya temukan, pertanyaaannya apakah saya mesti memaksakan pilih barang yang saya cari tidak ada, yaaa mending saya pulang, saya ga akan maksain diri...

Saya: Ohhh..., tapi khan kalo ga milih bisa lebih mudharat, jika yang terpilih orang yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Kyai: Ehmmmm, De, itulah pikiran-pikiran yang hingga di banyak orang sekarang ini, dikiranya kalo ga milih berarti tidak bertanggung jawab, padahal ada hal yang lebih penting daripada itu,...

Saya: Maksud pa Kyai...
Kyai: Begini De, bangsa ini sejak kelahirannya mengharapkan menjadi bangsa dengan negeri baldatun thayyibatun warabun ghafur, bangsa dengan negeri yang adil makmur dan sejahtera, kalau saya ibaratkan, sewaktu bangsa ini lahir ibarat orang-orang yang terdampar di suatu pulau, lalu ternyata diseberang laut sana ada pulau harapan, yaitu pulau dimana adil, makmur dan sejahtera akan terwujud disana. Mulailah orang-orang ini memikirkan bagaimana caranya untuk sampai disana. Ternyata pilihannya adalah mereka mengambil kendaraan dari Eropa atau Amerika, yaitu sebuah bis yang canggih dengan aksesoris yang mantap di dalamnya. Mulailah orang-orang ini mengendarai bis menuju pulau harapan. Bis melaju ke tengah laut, lama-lama mulai tenggelam, orang-orang pun panik, lalu mereka berteriak untuk mengganti sopir (pimpinan rombongan), namun setelah lima kali ganti sopir, ternyata bis semakin tenggelam, orang-orang pun semakin berteriak histeris....

Saya: Jadi mestinya ga pakai bis tersebut ya pa Kyai?
Kyai: Andaikan orang-orang tersebut melihat panduan dari Allah SWT, misalkan dengan membuat rakit atau perahu yang Allah SWT perintahkan, mereka harus bekerja keras, mencari kayu dan menjadikannya sebagai rakit atau perahu, maka kejadian tadi ndak mesti terjadi.