Tuesday, November 04, 2008

Silahkan keluar ruangan

Sudah lama, ga ngisi blog nih..., afwan ya bagi yang berkunjung.

Hari ini, masih berlangsung Ujian Tengah Semester (UTS) di tempat saya ngajar, tidak seperti biasanya, ada salah satu point aturan baru bagi mahasiswa yang mengikuti UTS, yaitu bagi mahasiswi diwajibkan menggunakan rok hitam dengan panjang 10 cm di bawah lutut.

Ternyata aturan baru ini belum bisa mengubah kebiasaan dari mahasiswi peserta UTS, hingga akhirnya saya mesti berulang kali mengumumkan aturan tersebut, tidak sedikit mahasiswi yang mencibir saat aturan ini diumumkan, hingga saya harus menegaskan dengan kata-kata, besok jika anda masih menggunakannya, silahkan keluar ruangan, cari rok yang sesuai dengan aturan.

MasyaAllaah... baru 10 cm di bawah lutut sudah susahnya..., apalagi disuruh menggunakan jilbab, Allaahuakbar..., memang aturan diberikan mesti dibarengi dengan pemberian pemahaman mendasar tentang wajibnya mengikuti aturan tersebut (dakwah).

Tuesday, September 23, 2008

Tolong parkirin yaa

Maah, ntar siang kita mau ke Griya Buah Batu, mo pinjem mobil boleh khan?
Boleh...
Mamah mo ikut ga?
Ga tau atuh...
Sebari liat-liat baju buat anak-anak, ikut yuk?
Ga tau atuh...
Ya udah yaa, ntar si Umi ama anak-anak pada ke rumah Mamah jam sembilanan, karena si Teteh pengen maen dirumah Nin Ama katanya, kalo saya mau ke kantor dulu, siang pulang dari kantor, baru ke Griya...
Sok aja..., tapi Mamah gak ikut...

Itulah pembicaraan di telepon, saat sahur antara saya dengan Mamah (Ibu Mertuaku yang dicintai Allah), nampak dari jawaban-jawabannya, beliau kurang bersemangat untuk menerima ajakan saya, yaah mungkin beliau capek, atau apalah, saya kurang mengerti.

Siang itu jam 13.00, saya pun pulang dari kantor dan menuju ke rumah Mamah, setiba disana, Mamah membukakan pintu, dan terlihat sudah mandi serta berdandan, sayapun langsung bertanya

Mau kemana Maah?
Mau ikut ah ke Griya... he he he (sambil tersenyum)
Katanya gak akan ikut?
Ikut aja deh, tapi ntar buka di rumah ya, Mamah udah masak...
Anak-anak kemana?
Nunggu Abbi, dan pada ketiduran...
Udah lama tidurnya?
Barusan...

Ternyata, anak-anaku tidur dengan pulas, hingga akhirnya mereka bangun jam 15.30. Saat itu saya bingung untuk memutuskan pergi atau tidak ke Griya Buah Batu, karena tadi saat pulang jam 13.00, jalan buah batu sangat macet terlebih di depan Griya. Waah kalo saya paksakan berangkat, bisa-bisa buka di jalan, padahal beliau khan udah masak...

Maah, gimana kalo kita pergi ke Griya Metro, mau ikut gak Mamah?
Gak ah, sok aja... lah (sambil senyum, tapi... saur sundana mah seuri koneng)

Setelah berunding dengan si Ummi, akhirnya saya tawarkan opsi yang kedua...

Maah, gimana kalo kita sekarang pergi ke Griya Metro untuk beli kebutuhan bulanan (makanan, sabun dsb), lalu kita buka di Ampera Soekarno-Hatta, setelah itu barulah kita ke Griya Buah Batu, ikut yaaah?
Gak ah, sok aja... lah (sambil senyum, tapi... saur sundana mah seuri koneng)
Khan Mamah udah dandan, masa ga jadi pergi, ikut yuk? (kata si Ummi, ngajak lagi)
Ehmmmm, gak ah...
Iya Maah, masa udah dandan ga jadi, yuk?
Ya udah deh, tapi shalat ashar dulu yaa, ga apa-apa nunggu...
Ga apa-apa Maah, kita tunggu kok, nyantei aja, khan masih jam 16.15.

Subhanallaah, cahaya keceriaan terpancar di wajah beliau, sedikit pun beliau tidak terlihat cape, hingga akhirnya kami pulang hingga ke rumah Mamah sekitar pukul 21.30.

Saat sahur dikeesokan hari, si Ummi langsung nelpon beliau, khawatir belum bangun karena kecapean, tapi ternyata beliau sudah bangun, bahkan beliau bilang badannya gak cape malah seger (???)

Saat saya mengembalikan mobil, sesampainya di depan rumah Mamah, beliau langsung menyambutku, lalu berkata, Abbi tolong parkirin yaa, Mamah mau masukin mobil, udah tiga bulan gak pernah masukin mobil lagi.

Subhanallaah, dengan semangatnya beliau memasukkan mobil yang sudah tidak power-steering lagi, dan berhasil.

Yaa Rabb, jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa dapat membahagiakan orang-tua kami, baik kami dalam keadaan lapang maupun sempit, hingga mereka dapat berbahagia di dunia dan akhirat, amiin.

Saturday, September 06, 2008

Marhaban yaa Ramadhan

Yaa Rabb...

Marhaban ya syahrul Ramadhan ...
Jadikanlah kami, orang-orang yang selalu diingatkan oleh-Mu bahwa Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir.

Marhaban ya syahrul Mubarak ...
Jadikanlah kami, orang-orang yang selalu menginginkan barakah dari setiap aktivitas yang mendekatkan diri kepada-Mu.

Marhaban ya syahrul Maghfirah...
Jadikanlah kami, orang-orang yang Engkau ampuni, atas kelemahan selama ini dari upaya untuk menyadarkan diri kami, keluarga kami, masyarakat kami dan semua kaum muslimin dari hidup yang tidak diatur oleh Syari'at-Mu.

Marhaban ya syahrul Ramadhan ...
Jadikanlah kami, orang-orang yang Engkau pilih berada dibarisan para syuhada yang kelak dipimpin oleh Sayyidina Hamzah.

Amin yaa Rabbal'aalamiin.

Sunday, August 24, 2008

Asyiiik....

Olah raga memang menyenangkan, apalagi bisa bareng dengan keluarga, terutama Kahfi yang dari kemaren-kemaren pingin main bola bareng Abbi.

Pagi itu hari Ahad, melihat saya sedang siap-siap olah raga, dengan semangat Kahfi mengajak main bola di lapang, meski awalnya saya berencana hanya joging diluar rumah, yaa demi sang anak laki-laki satu-satunya ini, akhirnya saya putuskan untuk pergi bersamanya ke lapang.

Subhanallah...
Hati riang terpancar di wajahnya, gol demi gol pun tercipta oleh tendangannya, hingga akhirnya tak terasa keringat pun bercucuran...

Abbi... udahan yuk...
Katanya, sambil membawa bola yang sudah penuh dengan tanah lapang.

Abbi... boleh gak bolanya dicuci, o iya sambil nyuci bola, boleh gak Aa(panggilannya) nyuci sepatu juga?
Tanyanya, serius.
Boleh..., kataku.
Asyiiiik.....


Alhamdulillaah...
Olah raga memang menyenangkan, apalagi bisa sambil menyenangkan buah hatiku.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kebahagian, kekuatan dan kesehatan kepada keluarga hamba-Mu ini, Amiin.

Wednesday, August 20, 2008

Anak Saya Bisa Ikut Besok...


Hari Selasa 19 Agustus 2008, di Unpad adalah hari yang special untuk mahasiswa baru, karena hari itu mereka hadir dan diterima oleh senat guru besar Universitas Padjadjaran.

Wajah baru yang berseri-seri, seakan-akan mereka tak percaya berada di sebuah universitas besar di kota Bandung, dengan student body lebih kurang 30.000 orang.

Saya pun yang berada ditengah-tengah mereka dapat merasakan aura yang muncul dari wajah-wajah mereka, walaupun ada sedikit ketakutan dalam diri mereka atas sikap para senior nya yang sudah pasang kuda-kuda siap menerkam mereka.

Di tengah hiruk-pikuk penyambutan mahasiswa baru, nampak seorang bapak setengah baya, hilir mudik membawa map dan seorang gadis belia yang selalu menyertainya di belakang.

Tak lama kemudian mereka keluar dari ruang kemahasiswaan dan bertanya pada salah seorang pegawai Unpad, apakah anak saya bisa ikut besok dalam acara opspek? Maaf saya baru bisa mengurusi administrasi anak saya sekarang, karena uangnya baru bisa saya dapatkan sekarang,

...................................

Beberapa jam kemudian, kebetulan saya bertemu dengan Kepala Urusan Akademik (pak kaur), saya bertanya kepada beliau tentang kejadian tadi.

Saya pun kaget saat mendengar cerita demi cerita yang disampaikan oleh pak kaur. Karena ternyata Unpad dengan nama besarnya telah mematok sekian-sekian juta rupiah untuk siapa saja yang akan masuk menjadi mahasiswa Unpad.

Ada cerita tentang seorang ibu penjual nasi kuning dipinggir jalan yang nangis-nangis ingin agar anak perempuannya menjadi mahasiswa Unpad, saat ditanya ibu punya dana berapa, dengan polos sang ibu menjawab hanya tiga ratus ribu rupiah, itupun untuk modal nasi kuning beberapa hari nanti.

Ada juga cerita tentang sang kakek yang menginginkan cucunya menjadi mahasiswa Unpad, hingga akhirnya marah-marah karena ia ditolak saat meminta penangguhan bayaran uang pembangunan.

Ada juga cerita tentang sang ayah seorang pegawai negeri yang harus pinjam sana sini hingga akhirnya menyekolahkan ijazah sang anak (dijadikan agunan) pada sebuah bank, guna mendapatkan pinjaman, agar anaknya menjadi mahasiswa Unpad.

Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....

MasyaAllaah...
begitu mahalnya biaya sekolah,
begitu mahalnya biaya mendapatkan gelar,

Begitu murahnya biaya penyelenggaraan pilkada ...
walau mesti diselenggarakan tiga hari sekali, tapi tetap dapat dilakukan... karena MURAH

Na'udzubillaah... tsumma na'udzubillaah.

Monday, August 18, 2008

Dia adalah Anak yang Shaleh...

Pagi itu, rasa dingin menjadi agak hangat, saat pulang shalat subuh dari masjid dan ngobrol bareng seorang Bapak.
Obrolan-obrolan ringan pun mengalir, hingga sang Bapak menceritakan tentang anaknya yang meninggal saat latihan di Akabri. Dengan penuh bangga sang Bapak menceritakan keshalehan anaknya, anak yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan shalat dan mempunyai akhlaq yang mulia, hingga akhirnya saat almarhum anaknya meninggal, diakhir hayatnya almarhum anaknya mengucapkan ... laa ilaaha illallaah, muhammad rasulullaah ...

Yaa Allah... apakah almarhum Bapak saya akan bangga dengan prilaku saya saat ini ...

Astaghfirullaah, astaghfirullaah, astaghfirullaahal adziim...

Yaa Rabb..., ampunilah hamba-Mu yang penuh noda dan dosa ini..., jadikan lah hamba orang yang dibanggakan oleh orang tua hamba karena keshalehan dan ketaatan kepada semua syari'at-Mu..., amin.

Gak kompak kamu mah...

Arsilaaaaa...
Arsilaaaaa...
tek tek tek
Arsilaaaaa....

Saya: Teh, temen-temen Teteh pada nyamper Arsila (anak tetangga)?
Salma: Iyaah, temen-temen pada mau latihan nari...
Saya: Kok Teteh gak disamper?
Salma: Gak ah....
Saya: Kok gak ah, kemarin kan latihan nari tujuhbelas agustusan, kok sekarang nggak?
Salma: ehmmm, gini, kemaren waktu latihan, temen-temen pada gak mau latihan sama Teteh, katanya, gak kompak kamu mah...
Saya: Gak kompak gimana?
Salma: Iya, karena katanya kalo nanti nari mesti dirias rambutnya, jadi Teteh harus lepas kerudung Teteh, Teteh gak mau, jadi bilang sama temen-temen Teteh gak mau nari lagi...
Saya: Ohh jadi gitu....

Subhanallaah ....,
Ya Allah ya Rabbana, tolonglah hamba-Mu dan keluarga hamba khususnya anak-anak hamba, kuatkanlah kami untuk senantiasa menjalankan syari'at-Mu, Amiiin.

Saturday, August 09, 2008

Ganti Sopir Yu....


Hari ini adalah hari minggu yang bersejarah bagi warga kota Bandung, karena hari ini digelar Pemilihan Walikota secara langsung pertama di sepanjang sejarah kota Bandung. Ada tiga pasang calon pasangan walikota, yang mana yang dipilih ... ehmmm

Berkenaan pertanyaan di atas, saya pernah menanyakan kepada seorang Kyai,

Saya: Pa Kyai, pilwalkot nanti, akan pilih siapa?
Kyai: Saya akan pilih yang memperjuangkan apa yang diperjuangkan Rasulullah SAW...

Saya: Jadi siapa kira-kira....
Kyai: Begini De (panggilan akrabnya kepada saya), jika saya pergi ke suatu toko, untuk mencari satu barang, tapi setelah dicari-cari ternyata tidak saya temukan, pertanyaaannya apakah saya mesti memaksakan pilih barang yang saya cari tidak ada, yaaa mending saya pulang, saya ga akan maksain diri...

Saya: Ohhh..., tapi khan kalo ga milih bisa lebih mudharat, jika yang terpilih orang yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Kyai: Ehmmmm, De, itulah pikiran-pikiran yang hingga di banyak orang sekarang ini, dikiranya kalo ga milih berarti tidak bertanggung jawab, padahal ada hal yang lebih penting daripada itu,...

Saya: Maksud pa Kyai...
Kyai: Begini De, bangsa ini sejak kelahirannya mengharapkan menjadi bangsa dengan negeri baldatun thayyibatun warabun ghafur, bangsa dengan negeri yang adil makmur dan sejahtera, kalau saya ibaratkan, sewaktu bangsa ini lahir ibarat orang-orang yang terdampar di suatu pulau, lalu ternyata diseberang laut sana ada pulau harapan, yaitu pulau dimana adil, makmur dan sejahtera akan terwujud disana. Mulailah orang-orang ini memikirkan bagaimana caranya untuk sampai disana. Ternyata pilihannya adalah mereka mengambil kendaraan dari Eropa atau Amerika, yaitu sebuah bis yang canggih dengan aksesoris yang mantap di dalamnya. Mulailah orang-orang ini mengendarai bis menuju pulau harapan. Bis melaju ke tengah laut, lama-lama mulai tenggelam, orang-orang pun panik, lalu mereka berteriak untuk mengganti sopir (pimpinan rombongan), namun setelah lima kali ganti sopir, ternyata bis semakin tenggelam, orang-orang pun semakin berteriak histeris....

Saya: Jadi mestinya ga pakai bis tersebut ya pa Kyai?
Kyai: Andaikan orang-orang tersebut melihat panduan dari Allah SWT, misalkan dengan membuat rakit atau perahu yang Allah SWT perintahkan, mereka harus bekerja keras, mencari kayu dan menjadikannya sebagai rakit atau perahu, maka kejadian tadi ndak mesti terjadi.

Sunday, July 27, 2008

Belajar Silat

Kring....
Telpon rumah berbunyi,
"halloo .... ", kata istriku
"Ini dengan rumahnya Kahfi ?", tanya si penelepon
"Betul, dengan siapa ini ?", kata istriku
"Ini dengan gurunya Kahfi, Bu Endah,...., kata si penelpon yang ternyata Bu Endah, guru TK nya Kahfi.
"Ohh Bu Endah, damang Bu ?", tanya istriku
"Alhamdulillaah damang, pangestu..., ibu punten bilih ngarewong, saya cuma mau ngasih tau, punten ibu jangan kaget kalau nanti Kahfi pulang, mukanya ada bekas cakaran, tapi sudah dikasih obat kok", kata Bu Endah.
"Cakaran ????" kata istriku kaget.
"Yaa, cakaran, tadi Kahfi dicakar mukanya sama temannya, Sultan, katanya rebutan kursi di kelas, tapi ga apa-apa kok udah pada baikan,..." kata Bu Endah.

Telpon yang mengagetkan tentunya, hingga Yane istriku tak sabar menunggu mobil jemputan Kahfi, untuk melihat keadaannya.

Siang itu, akhirnya jemputan datang, dan Kahfi datang seperti biasa, nyanyi-nyanyi sambil lari-lari. Istriku langsung menyambutnya lalu dilihat muka Kahfi, dan ternyata benar bekas cakaran ada di mukanya. Dengan semangat Kahfi langsung menceritakan kejadian di sekolah tadi, walaupun agak kurang bisa ditangkap ceritanya, karena ga jelas mulai dan akhirnya, tapi intinya bisa ditangkap, bahwa persoalannya hanya rebutan kursi.

Sorenya saya pun langsung minta penjelasan dari Kahfi, dan ia masih bersemangat menceritakan kejadian itu, saya pun menawarkan tentang belajar silat yang berguna untuk menangkis dan menghindar jika ada yang mau mencakar lagi .... Spontan ia langsung tertarik, yang menurutnya gerakannya mirip seperti spiderman...

Saat ditanya, "Aa (panggilan Kahfi) ... mau maafin Sultan gak?", tanyaku.
"Ga akan, kalow Sultan minta maaf, Aa baru maafiin..." katanya dengan serius.

"Abbi, foto in dong, ntar fotonya ditaro di sekolah biar keren, ..." katanya.


Subhanallaah, ....
Ya Rabb, lindungilah hamba, istri dan anak-anak hamba, sehingga kami menjadi keluarga yang Engkau mulyakan di dunia dan akhirat, Amiin.


Pagi Hari

Dingin rasa di pagi hari di kota Bandung, terlebih saat ini adalah musim kemarau. Di sebuah perempatan di kawasan Dago suhu menunjukkan pada angka 16 derajat Celcius. Walaupun saya tidak begitu yakin akan angka tersebut, tapi sudah lah agak sulit mendebatkan karena saya juga gak bawa alat ukur suhu saat itu.

Pada saat itu waktu sudah menunjukkan pada jam 07:13, artinya waktu sudah lama meninggalkan waktu shubuh, matahari pun sudah jelas menerangi kawasan kota Bandung.


Jika dilihat di langit, nampak langit biru bersih nan indah, tak ada awan sebersit pun. Sepertinya dari pagi ini hingga nanti malam tidak akan turun hujan.

Inilah kondisi kota Bandung di musim kemarau, saat pagi hari mulai dini hari hingga menjelang siang suhu sangat-sangat dingin, namun di saat siang, suhu sangat panas, terlebih sekitar pukul 13.00, saya belum bisa menunjukkan sampai berapa derajat suhu panasnya kota Bandung.

Tidak semua orang bisa tahan dengan kondisi seperti ini, dimana interval suhu yang begitu lebar, menyebabkan beberapa orang rentan akan penyakit, seperti flu, batuk, pilek, bibir pecah, kulit kering dsb. Sehingga tidak sedikit pula orang yang mengeluh dengan kondisi semacam ini.

Yaah, namanya juga manusia, tat kala Allah SWT memberikan kondisi semacam ini, kepicikan berpikir inilah yang akhirnya menyebabkan orang sering berkeluh kesah, tanpa mengoptimalkan potensi berpikirnya, sehingga yang nampak hanya menyalahkan dan menyalahkan keadaan, tanpa tahu apa penyebabnya dan sama sekali buta akan solusi pemecahkan persoalan ini. Padahal Allah SWT sudah memberikan guidance bagi manusia berupa Al Qur'an dan As Sunnah, ...

Ya Rabb, ampunilah hamba dan saudara-saudara hamba yang picik ini, berikan hamba dan saudara-saudara hamba, kemudahan untuk selalu berada dalam guidance-Mu. Amiin.

Tuesday, July 22, 2008

Buku Pelajaran



Awal ajaran baru, jelas bagi orang tua yang memiliki anak sekolah akan menjadi tantangan yang cukup berat, mulai dari seragam hingga ke buku pelajaran yang mesti baru.

Salma, baru saja naik kelas ke kelas 3 SD, alhamdulillaah Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk memenuhi tuntutan awal ajaran baru. Namun ada satu hal yang membuat saya masih bertanya-tanya, yaitu persoalan buku pelajaran. Kalo seragam baru, itu lain soal, karena memang seragam lama sudah tidak layak digunakan (mungkin kekecilan atau sudah rusak), tapi kenapa buku pelajaran mesti baru juga, apakah buku pelajaran lama sudah tidak bisa digunakan? Bagaimana dengan peran perpustakaan yang mestinya menyediakan buku-buku untuk dinikmati oleh para siswa?

Dulu sewaktu masih SD, sekitar tahun 80 an, disaat memulai ajaran baru, saya yang pada saat itu sebagai KM (ketua kelas) selalu diminta oleh bu guru untuk mengambil buku pelajaran ke perpustakaan sebanyak siswa dikelas. Setelah itu bu guru membagikan satu per satu buku kepada siswa untuk dijadikan buku paket (buku pegangan) selama satu tahun ajaran, biasanya penerbitnya adalah Balai Pustaka. Memang sih bukan buku baru yang saya dapatkan, karena biasanya buku tersebut sudah ada corat-coretnya atau nama si empunya buku sebelumnya, tapi pasti hal ini membuat bapak saya dirumah gak perlu keluar uang lagi untuk membeli buku anaknya.

Sangat disayangkan tentunya, jika buku pelajaran baru untuk tahun ini, cuma beda cover atau beda beberapa halaman tambahan dibandingkan dengan buku pelajaran tahun kemarin. Juga sangat disayangkan apabila sang guru 'memaksa' siswanya untuk membeli buku baru dan tidak mentolerir siswa yang menggunakan buku bekas kakaknya atau buku tahun lalu yang hanya berbeda beberapa halaman, terlebih lagi jika buku baru tersebut dikeluarkan oleh sebuah penerbit yang tidak dikenal atau hanya dijual di sekolah saja.

Namun, tidak terlalu tepat jika persoalan ini hanya disebabkan oleh faktor sang guru saja, tentunya sang guru pun punya alasan, mengapa mereka berbuat seperti itu. Lalu bagaimana dengan Dinas Pendidikan Nasional yang menciptakan sistem pendidikan di negeri ini, juga bagaimana dengan pemerintah yang katanya akan memperjuangkan dunia pendidikan untuk rakyatnya, juga bagaimana dengan para wakil rakyat yang katanya sudah memperjuangkan hak-hak guru, hak-hak rakyat untuk mengenyam pendidikan.................................

Subhanallah, yaa Rabb, telah Engkau tunjukkan kepadaku betapa lemahnya manusia saat mengatur hidupnya tanpa syariat-Mu.

Sunday, July 20, 2008

Ban sepeda



Walau badan lemes, tapi aku akhirnya paksakan juga untuk membeli ban sepeda anaku Kahfi yang sudah lebih dari 3 minggu kempes.

Bersama anaku Kahfi, aku membeli ban dalam dan ban luar, di sebuah toko sepeda. Ternyata harganya diluar dugaan, untuk ban dalam ukuran 12 inci Rp 10 ribu, untuk ban luar Rp 15 ribu, itu pun yang kualitasnya pas-pas an, karena kalo mau yang paling bagus mesti ngeluarin kocek Rp 50 ribu untuk ban luar ukuran 12 inci.

Sesampai di rumah, setelah shalat ashar, ku ganti ban sepeda dengan bantuan anaku Kahfi. Walaupun dengan waktu lama, karena bukan montir sepeda, akhirnya sepedapun siap digunakan. Tanpa basa basi, anaku Kahfi lansung tancap gas (pedal), tampak kegembiraan di raut wajahnya, sepertinya ia baru saja dapat mainan baru.

Subhanallaah, badan lemes, cape dan kotor dengan peluh keringat, namun setelah melihat keceriaan anaku Kahfi, semuanya hilangnya, aku pun tersenyum sambil berkata dalam hati, ya Allah..., telah Engkau perlihatkan sebuah kegembiraan dari anaku Kahfi, dari apa yang ia dapatkan, yang menurutku tidaklah seberapa, sungguh Engkau Maha Pemberi Rizki, alhamdulillaah yaa Allaah.

Nadwa bersiap-siap menemani Ummi berdakwah



Waah kayaknya ga ada yang ketinggalan lagi yaa...
Mumpung sedang sehat, dan cuaca juga sedang cerah, aku mau menemani Ummi berdakwah...