Wednesday, August 20, 2008

Anak Saya Bisa Ikut Besok...


Hari Selasa 19 Agustus 2008, di Unpad adalah hari yang special untuk mahasiswa baru, karena hari itu mereka hadir dan diterima oleh senat guru besar Universitas Padjadjaran.

Wajah baru yang berseri-seri, seakan-akan mereka tak percaya berada di sebuah universitas besar di kota Bandung, dengan student body lebih kurang 30.000 orang.

Saya pun yang berada ditengah-tengah mereka dapat merasakan aura yang muncul dari wajah-wajah mereka, walaupun ada sedikit ketakutan dalam diri mereka atas sikap para senior nya yang sudah pasang kuda-kuda siap menerkam mereka.

Di tengah hiruk-pikuk penyambutan mahasiswa baru, nampak seorang bapak setengah baya, hilir mudik membawa map dan seorang gadis belia yang selalu menyertainya di belakang.

Tak lama kemudian mereka keluar dari ruang kemahasiswaan dan bertanya pada salah seorang pegawai Unpad, apakah anak saya bisa ikut besok dalam acara opspek? Maaf saya baru bisa mengurusi administrasi anak saya sekarang, karena uangnya baru bisa saya dapatkan sekarang,

...................................

Beberapa jam kemudian, kebetulan saya bertemu dengan Kepala Urusan Akademik (pak kaur), saya bertanya kepada beliau tentang kejadian tadi.

Saya pun kaget saat mendengar cerita demi cerita yang disampaikan oleh pak kaur. Karena ternyata Unpad dengan nama besarnya telah mematok sekian-sekian juta rupiah untuk siapa saja yang akan masuk menjadi mahasiswa Unpad.

Ada cerita tentang seorang ibu penjual nasi kuning dipinggir jalan yang nangis-nangis ingin agar anak perempuannya menjadi mahasiswa Unpad, saat ditanya ibu punya dana berapa, dengan polos sang ibu menjawab hanya tiga ratus ribu rupiah, itupun untuk modal nasi kuning beberapa hari nanti.

Ada juga cerita tentang sang kakek yang menginginkan cucunya menjadi mahasiswa Unpad, hingga akhirnya marah-marah karena ia ditolak saat meminta penangguhan bayaran uang pembangunan.

Ada juga cerita tentang sang ayah seorang pegawai negeri yang harus pinjam sana sini hingga akhirnya menyekolahkan ijazah sang anak (dijadikan agunan) pada sebuah bank, guna mendapatkan pinjaman, agar anaknya menjadi mahasiswa Unpad.

Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....
Ada juga cerita, ....

MasyaAllaah...
begitu mahalnya biaya sekolah,
begitu mahalnya biaya mendapatkan gelar,

Begitu murahnya biaya penyelenggaraan pilkada ...
walau mesti diselenggarakan tiga hari sekali, tapi tetap dapat dilakukan... karena MURAH

Na'udzubillaah... tsumma na'udzubillaah.

No comments: