Tuesday, July 22, 2008

Buku Pelajaran



Awal ajaran baru, jelas bagi orang tua yang memiliki anak sekolah akan menjadi tantangan yang cukup berat, mulai dari seragam hingga ke buku pelajaran yang mesti baru.

Salma, baru saja naik kelas ke kelas 3 SD, alhamdulillaah Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk memenuhi tuntutan awal ajaran baru. Namun ada satu hal yang membuat saya masih bertanya-tanya, yaitu persoalan buku pelajaran. Kalo seragam baru, itu lain soal, karena memang seragam lama sudah tidak layak digunakan (mungkin kekecilan atau sudah rusak), tapi kenapa buku pelajaran mesti baru juga, apakah buku pelajaran lama sudah tidak bisa digunakan? Bagaimana dengan peran perpustakaan yang mestinya menyediakan buku-buku untuk dinikmati oleh para siswa?

Dulu sewaktu masih SD, sekitar tahun 80 an, disaat memulai ajaran baru, saya yang pada saat itu sebagai KM (ketua kelas) selalu diminta oleh bu guru untuk mengambil buku pelajaran ke perpustakaan sebanyak siswa dikelas. Setelah itu bu guru membagikan satu per satu buku kepada siswa untuk dijadikan buku paket (buku pegangan) selama satu tahun ajaran, biasanya penerbitnya adalah Balai Pustaka. Memang sih bukan buku baru yang saya dapatkan, karena biasanya buku tersebut sudah ada corat-coretnya atau nama si empunya buku sebelumnya, tapi pasti hal ini membuat bapak saya dirumah gak perlu keluar uang lagi untuk membeli buku anaknya.

Sangat disayangkan tentunya, jika buku pelajaran baru untuk tahun ini, cuma beda cover atau beda beberapa halaman tambahan dibandingkan dengan buku pelajaran tahun kemarin. Juga sangat disayangkan apabila sang guru 'memaksa' siswanya untuk membeli buku baru dan tidak mentolerir siswa yang menggunakan buku bekas kakaknya atau buku tahun lalu yang hanya berbeda beberapa halaman, terlebih lagi jika buku baru tersebut dikeluarkan oleh sebuah penerbit yang tidak dikenal atau hanya dijual di sekolah saja.

Namun, tidak terlalu tepat jika persoalan ini hanya disebabkan oleh faktor sang guru saja, tentunya sang guru pun punya alasan, mengapa mereka berbuat seperti itu. Lalu bagaimana dengan Dinas Pendidikan Nasional yang menciptakan sistem pendidikan di negeri ini, juga bagaimana dengan pemerintah yang katanya akan memperjuangkan dunia pendidikan untuk rakyatnya, juga bagaimana dengan para wakil rakyat yang katanya sudah memperjuangkan hak-hak guru, hak-hak rakyat untuk mengenyam pendidikan.................................

Subhanallah, yaa Rabb, telah Engkau tunjukkan kepadaku betapa lemahnya manusia saat mengatur hidupnya tanpa syariat-Mu.

No comments: